Bismillah hirrohman nirrohim. Alhamdulillah hirobbil ‘alamin, pada tanggal 12 Agustus 2012 bulan ramadhan, pada saat ceramah setelah sholat tarawih di Masjid Nurul Huda Janti Utara Kota Malang, saya mendapat ilmu tentang sholat yang sebelumnya saya dan juga kebanyakan teman saya masih belum tahu. Segala puji bagi Allah, karena pada hari itu Allah memberi takdir kepada saya untuk mengetahui ilmu tersebut. Tentunya, saya tidak akan memendam saja ilmu tersebut namun juga harus mengamalkan dan mendakwahkan istilahnya, salah satunya melalui postingan ini.
Memang ilmu tentang sholat yang mana sih, koko dari tadi ngobrol mulu? Hehehe. Gini aja aku mulai dari cerita ya..
Cerita berawal ketika pukul 1 siang, aku dan teman-teman kuliah berniat sholat dhuhur jamaah di masjid. Karena sholat jamaah pasti butuh imam, nah pada saat kita selesai mengambil wudhu terdapat seseorang sedang sholat. Karena di antara kita sedang ‘malas’ menjadi imam, maka kita berniat untuk menjadikan orang yang sedang sholat tadi sebagai imam sholat kita. Bisakah? Bagaimana caranya? Ini dia :
1. Pada situasi tersebut kita bisa menjadikan orang yang sedang sholat tersebut sebagai imam kita. Biasanya yang sering ak temui di masjid-masjid untuk menjadikan orang lain sebagai imam, kita menepuk pundaknya, sehingga orang tersebut istilahnya diberitahu untuk jadi imam. Namun, menurut ceramah yang saya dengar dari Ustadz Amin Abdullah hal tersebut, yaitu menepuk pundak, tidak ada hadistnya. Namun untuk memberi isyarat, kita diperbolehkan menepuk pundak, namun tidak keras-keras, hanya agar orang tersebut tahu. Tanpa menepuk pundak pun juga boleh, asalkan kita mengambil posisi sholat di sisi kanan belakang orang tersebut sehingga orang tersebut mengetahui kehadiran kita sebagai makmum.
2. Namun ada permasalahan lagi. BAGAIMANA JIKA ORANG TERSEBUT TIDAK SEDANG MELAKUKAN SHOLAT DHUHUR? BISA SAJA SHOLAT SUNNAH QOBLIYAH/BA’DIYAH DHUHUR ATAU YANG LAINNYA? Hal ini merupakan sesuatu yang kalo saya lihat dari pergaulan, belum banyak orang tahu, sehingga menjadi kewajiban juga bagi saya untuk mengamalkan serta menyebarkan ilmu tersebut. Alhamdulillah saya ditakdirkan Allah mengetahuinya pada saat umur 21 tahun 363 hari, hehe. Oke jawabannya. NO PROBLEM! Ustadz Amin Abdullah dalam ceramahnya mengungkapkan bahwa kecuali sholat jenazah, niat sholat antara makmum dan imam boleh berbeda. Misalkan ada imam niat sholat tahajjud dan makmum niat sholat tarawih itu tidak apa-apa. Jadi bisa disimpulkan sendiri ya untuk kasus no. 2, hehehe.
Alhamdulillah hirobbil alamiin.